tag:blogger.com,1999:blog-4370338273709134942024-03-07T12:39:42.151+07:00In BetweenGood and Evil. Chaos and Order. Noise and Silence. Illusion and Certainty. Beliefs and Questions. Laughs and Tears. Something in Between.Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.comBlogger234125tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-83683643361050280892011-04-14T02:24:00.001+07:002011-04-14T02:26:40.344+07:00Pindahan!2006-2011.Nggak kerasa. Waktu cepat sekali berlalu. Menjelang 5 tahun menempati rumah maya ini, saya merasa sudah waktunya pindah. Ke tempat baru, dengan suasana baru, yang (moga-moga) lebih nyaman dari sebelumnya.Dan inilah alamat baru saya:http://jennyjusuf.wordpress.comMonggo, monggo. Silakan dikunjungi, disinggahi, dikomentari, apa pun.Semoga betah. Semoga terhibur.Nyok, pindahan!-----Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-26300840015425401272011-04-02T05:09:00.003+07:002011-04-08T18:00:41.414+07:00On Getting Used To"Eight people died in Afghanistan," my friend told me."Huh?"That was my only response.Afghanistan.What's the first thing that comes into your mind when you hear the word?"Eight people died in Afghanistan."Why wasn't I surprised?And now, take a glimpse of this beautiful country.When was the last time you felt the sickening agony of the killings done by some people who called themselves the Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-15083073427714690072011-02-10T23:43:00.017+07:002011-02-11T01:03:21.345+07:00Pesan dari Cancun: Kiamat Modern Tak Perlu Datang Lebih AwalSaya cukup beruntung mendapatkan kesempatan untuk meliput konferensi perubahan iklim internasional yang diadakan di Cancun, Meksiko, November-Desember 2010. Pengetahuan saya tentang perubahan iklim selama ini bisa dibilang cukup, tapi saya tak pernah betul-betul memahami dampak dari perubahan iklim dan pemanasan global yang sering saya baca di media cetak dan internet. Di Cancun, selama dua Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-53606922161228726492011-02-07T15:29:00.001+07:002011-02-07T15:39:06.430+07:00PulangKartono baru menyelesaikan doanya ketika telepon di ruang tengah berdering. Ia mengusap wajah dengan kedua tangan dan bangkit, namun dering itu keburu terputus. Sayup-sayup terdengar suara Ahdiyat.Kartono melipat sarungnya. Keningnya berkerut mendengar suara Ahdiyat yang meninggi, seperti sedang berdebat. Saat ia keluar, Ahdiyat sedang duduk termangu di sofa usang di samping meja telepon.“Itu Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-82535809625234457522011-01-30T15:25:00.001+07:002011-01-30T15:27:52.531+07:0027Saya tidak pernah berusaha memaafkan.Saya percaya, berusaha memaafkan hanya akan menghasilkan pemaafan yang prematur. Pemaafan tidak perlu diupayakan. Ia akan hadir dengan sendirinya ketika hati sudah siap memaafkan, dan saya percaya hati punya waktunya sendiri.Saat saya belum bisa memaafkan, yang saya lakukan adalah mengizinkan diri sendiri untuk merasakan apa pun yang muncul dalam hati saya Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-28022244452186833162011-01-13T04:48:00.002+07:002011-01-13T04:52:16.220+07:00Cerita GadisGadis duduk di sudut tempat tidur, bergelung serupa bola. Di sekitarnya, bola-bola putih tersebar di atas kasur, bantal, lantai.Gadis mengambil dua lembar tisu sekaligus dan membersit cairan dari hidungnya. Kepalanya pening dan ia baru sadar, sedari pagi perutnya belum terisi makanan. Hanya beberapa butir cokelat warna-warni yang kemarin dibelinya di toko kecil serba ada. Namun ia tak Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-18221181578882946072011-01-08T00:11:00.006+07:002011-01-08T00:24:36.832+07:00Just a Little Wish..."May your coming year be filled with magic and dreams and good madness.I hope you read some fine books and kiss someone who thinks you're wonderful, and don't forget to make some art -- write or draw or build or sing or live as only you can.And I hope, somewhere in the next year, you surprise yourself."(Neil Gaiman)Amen to that. :-)Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-56671335378247247242011-01-06T17:48:00.001+07:002011-01-06T17:50:44.228+07:00TuhankuKau datang padaku dan bertanya,Apakah kau percaya Tuhan?Tentu.Sudah terlalu banyak kualami untuk berkata tak ada tuhanIa bagiku senyata embusan napas dan senyaring suaramu.Tuhanku tak punya nabi dan rasul untuk menyampaikan pesanIa tak butuh sekelompok orang untuk membelanyaDan tak merasa perlu mendirikan kerajaan di muka Bumi.Tuhanku mencintai tanpa syarat dan tak pandang rupaIa tak mengenal Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-29306901657332976292010-12-26T21:59:00.003+07:002010-12-26T22:09:41.633+07:00Natal, Kata dan Cinta24 Desember 2010.Saya duduk dengan seorang sahabat di dalam restoran yang mulai temaram. Lampu-dimatikan satu persatu, kursi-kursi disusun di atas meja—pengusiran secara halus. Namun kami bergeming. Ia dengan sebatang rokok, saya dengan suapan nasi dan kuah hangat.Entah siapa yang mengawali, kami mulai saling bertutur. Tentang bersyukur. Tentang belajar. Tentang hidup yang selalu punya 1001 macamJenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-16066188759383340082010-11-22T01:46:00.001+07:002010-11-22T01:49:26.346+07:00Yang Kukira CintaPagi akan menjelang dalam hitungan jam. Tubuhku letih, namun mataku belum mampu terpejam. Seperti yang sudah-sudah, wajahmu kembali hadir. Namamu kembali terngiang, sembari benakku melafal segala yang kuingat tentang kamu. Namun entah kenapa aku tak lagi terlalu merindukanmu.Bagaimana bisa, aku pun tak paham. Baru beberapa malam lalu pedih datang menggigit. Namun kini ia menyublim, menguap. PatahJenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-52357661333329879462010-11-16T22:59:00.004+07:002010-11-16T23:08:17.994+07:00Ubud, Saya dan Keberuntungan“Kamu sangat beruntung.”Saya tersenyum pada perempuan asal Polandia yang mengucapkan kalimat itu. Entah sudah berapa orang mengatakan hal yang sama ketika mereka mengetahui saya akan menghabiskan seminggu di resort di pinggir kota Ubud ini. Sebelumnya, Tammy, perempuan asal Thailand yang sempat tinggal dua malam di sini, mengatakan hal yang persis sama.Saya tidak tahu apa yang membuat mereka Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-47399957590847180742010-10-31T01:40:00.006+07:002010-10-31T01:59:19.440+07:00Bertanya (tentang) CintaKau tanya padaku apa itu cinta.Aku termenungTak sepatah pun keluar dari bibirku.“Cinta itu apa?”Pertanyaan yang sama sudah kuulang entah berapa ribu kali kepada diriku sendiri, dan aku masih tak paham.Adakah ia desir-desir aneh yang merambati hatimu saat kau lihat pujaanmu berdiri tak jauh darimu?Adakah ia getar-getar geli yang membuat harimu jadi indah ketika mendengarnya menyebut namamu?Adakah Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-28100523561982127232010-09-29T16:34:00.000+07:002010-09-29T16:35:22.413+07:00Surat Buat PresidenBapak Presiden yang Terhormat,Beberapa minggu lalu, seorang pejabat tempat ibadah mengalami luka berat akibat penusukan yang dilakukan sekelompok orang dari sebuah organisasi pembela agama. Sebelumnya, tempat ibadah yang dilarang berdiri itu sudah menjadi saksi unjuk rasa dan adu jotos kepentingan atas nama agama. Jemaat pun terguncang. Bukan saja mereka kehilangan tempat beribadah, mereka harus Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-69947594385052708502010-09-27T02:17:00.000+07:002010-09-27T02:18:21.323+07:009Entry ini saya tulis pukul dua pagi, sambil merebus air yang akan saya pakai untuk mandi. Hari ini, duabelas jam saya habiskan di sebuah stasiun televisi yang belakangan ini menjadi tempat saya mencari penghasilan tambahan demi menyokong kehidupan di pusat kota.Dalam keheningan yang menyertai limabelas menit perjalanan saya kembali ke kos-kosan, saya memejamkan mata dan membiarkan tubuh Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-23333006609289272882010-08-18T03:32:00.003+07:002010-08-18T03:38:29.185+07:00Indonesia65"Lu mah bukan orang Indonesia. Lu orang Cina.""Woy, ada amoy! Amoooy!""Eh, Cokin. Mau ke mana?""Weee, yang matanya sipiiit..."-----Darah yang mengalir di tubuh ini barangkali berasal dari negeri di seberang lautan, nun jauh di sana. Namun kedua kaki ini berpijak di tanah Indonesia, dan paru-paru ini menghirup udaranya setiap hari.Saya orang Indonesia. Sampai kapan pun.Selamat Hari Jadi, Negeriku.Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-42093295419306842662010-08-03T21:07:00.000+07:002010-08-03T21:09:21.341+07:00Jika Aku MatiJika aku matiTak perlu tangisi aku berlama-lamaKarena lihatlah, aku tak pernah jauhLangit dan udara adalah caraku berbicaraAku tak lenyap, hanya bergantiJika aku matiTak perlu tangisi aku berlama-lamaKenang aku dengan senyummuDan tiap kali kau mengingatkuKau akan tahu aku adaJika aku pergiTak perlu sesali kehilanganmuAku tak mau mengisi harimu dengan mendungAku ingin bercahaya di hatimuTak perlu Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-54053643883321520132010-07-26T15:33:00.004+07:002010-07-26T15:47:41.713+07:00RotanSuatu senja di Jahanjang, Kalimantan TengahDia membersihkan rotan dengan sarung kumal dan rantaiPakaiannya seadanya, mukanya masih tersaput bedakHasil beramai-ramai menyambut rombongan yang datang dari JawaDia bekerja sambil tersenyumSadar bahwa kamera mengintai, siapa tahu nanti bisa masuk TVKetika ditanya upahnyaDia menjawab lugas“Seharian begini bisa dapat empatpuluh sampai enampuluh…”Ribu Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-46448991236916966032010-07-09T15:46:00.010+07:002010-07-11T03:47:24.682+07:00JarakSinar keemasan sudah menerobos dari tadi, tak mampu dibendung tirai coklat yang menjuntai sampai lantai.Kau menggeliat. Bisa kudengar desahanmu karena punggung kita cuma terpaut belasan senti. Desah panjang pertamamu di pagi hari.“Jam berapa?” kau bergumam. Separuh nyawamu masih di dunia lain. Aku tak menyalahkan. Semalam memang cukup melelahkan.Aku sudah bangun satu jam lalu, menatapi ruangan Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com16tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-39277165747128657892010-06-11T17:29:00.003+07:002010-06-12T20:25:33.586+07:00Sebuah Maaf untuk Suatu MasaKaset-kaset itu saya temukan di pojok kotak plastik besar, tempat saya menyimpan buku dan berkas-berkas yang tidak pernah lagi dibaca. Entah sudah berapa lama mereka ada di sana. Saya mengeluarkan semuanya satu-persatu sambil mengamati tahun-tahun yang tertera di label.Kaset-kaset itu berisi rekaman khotbah saya dari tahun 2003 hingga 2005. Jumlahnya tidak banyak. Hampir semuanya direkam Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-6275246113404925652010-05-21T01:06:00.005+07:002010-05-21T01:31:35.182+07:00Pada Sebuah Perpisahan“Memang ini adanya. Bukan salah siapa-siapa. Aku berharap bisa bersamamu lebih lama, tapi semua sudah berubah.”Aku selalu mendambakan laki-laki tegap berkulit eksotis dengan sorot mata yang bisa melelehkan perempuan. Bahkan sekejap aku pernah mengangankan laki-laki yang matanya cokelat muda, berhidung mancung, Kaukasian. Segala hal yang dijual sinetron murahan. Barangkali karena tak peduli betapaJenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-56561394927228025772010-05-10T19:05:00.002+07:002010-05-10T19:12:04.659+07:0010 Things I Learn About MeSaya tidak bisa menyenangkan semua orang, namun melihat orang lain terluka akibat perbuatan saya adalah sesuatu yang menyakitkan.Menyakiti orang lain, apa pun alasannya, sama saja dengan menyakiti diri sendiri. Dan pada akhirnya, diri sendirilah yang paling menderita.Kebahagiaan bukan untuk dicari. Ia datang dan pergi dengan sendirinya.Sekuat apa pun saya berusaha mempertahankan sesuatu, ia akan Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-67449442110635674922010-05-09T23:39:00.005+07:002010-05-10T00:01:52.915+07:00BundaSatu setengah tahun berjuang melawan kanker, akhirnya Mama terpaksa menyerah. Namun, sebagaimana sifatnya yang tertutup dan tidak ingin menyusahkan orang, Mama menyimpan penderitaannya rapat-rapat, bahkan sampai detik terakhir.Hari itu, untuk kesekian kalinya beliau dibawa ke rumah sakit karena komplikasi setelah menjalani kemoterapi. Ia pergi ditemani Ayah, Paman, dan Nenek. Saya tidak merasa Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-88146351288354375092010-04-28T22:01:00.004+07:002010-04-28T22:12:21.897+07:00Pemandangan Sudut JembatanHari ini, seperti hari-hari lain yang belakangan sering saya habiskan di pusat Jakarta, saya menaiki jembatan penyeberangan untuk mencapai kantor baru saya di bilangan Thamrin.Hari ini, yang duduk di sudut jembatan itu adalah seorang ibu muda bersama bayi yang tertidur lelap tepat di sampingnya. Bayi yang usianya takkan lebih dari beberapa bulan. Tangan mungilnya masih tersembunyi dalam sarung Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-28655057806093036682010-03-11T21:15:00.003+07:002010-03-11T21:20:22.854+07:00Surat untuk AyahAyah tersayang,Hari ini seorang teman bertanya, “Pernahkah kamu menyesali keputusanmu untuk pergi?”Saya terdiam, dan ingatan tentangmu kembali berhamburan. Tentang kalian. Tentang kita.Ayah tersayang,Meninggalkan kalian adalah hal tersulit yang pernah saya lakukan. Dua tahun nyaris berlalu dan air mata ini belum juga habis. Namun jawaban atas pertanyaan itu adalah tidak; saya tidak menyesal.Ayah Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-437033827370913494.post-38755908924481722302010-02-28T22:05:00.004+07:002010-02-28T22:21:03.764+07:00180 Menit… tanpa koneksi internet, percakapan dengan siapa pun, atau banjir informasi yang tiada berhenti.180 menit yang sunyi, kendati hiruk-pikuk di sekitar saya mengalahkan keramaian Pasar Minggu.180 menit bersama secangkir kopi beraroma hazelnut, langit sore, dan koran edisi terbaru.180 menit yang memberi tahu saya bahwaPara barista di gerai kopi ini tampaknya sudah melewati seleksi tampang sebelum Jenny Jusufhttp://www.blogger.com/profile/01151699372481551777noreply@blogger.com6