Wednesday, November 12, 2008

Dariku dan Yang Tak Bernama


Hari ini, kutitipkan sebaris doa
PadaNya yang tak bernama
Tuk senantiasa menabur bunga di sepanjang jalanmu
Entah ia lurus, berlubang, penuh tanjakan, atau bak labirin.

Hari ini, kusematkan selarik asa
PadaNya yang tak bernama
Agar bahagia mengiringi tiap langkahmu
Dan dijaganya kau dalam susah dan sedih.

Hari ini, kusulamkan seuntai pesan
UntukNya yang tak bernama:
Ingat-ingatlah ia selalu
Dan jangan Kau luputkan tanganMu barang sedetik.

Malam ini, di bawah langit yang berpendar
Kulekatkan namamu di antara ribuan jentik cahaya
Dan bertelut padaNya yang tak bernama
Kubisikkan tiga baris sederhana:

Simpankan cinta ini untuknya.
Kiranya bahagia ini akan abadi
Meski hidup cuma ilusi.


Hei, kalian yang di sana.
Mudah-mudahan menjadi hadiah yang manis di hati.
Selamat berbahagia, yaaa. :-)



*Gambar (pastinya) dari gettyimages.com

13 comments:

Unknown said...

berbahagialah, meski hari esok tak pernah pasti...

Fahd

tuhan,
namamu banyak sekali
bolehka aku
memanggilmu
tanpa nama-nama?

Jenny Jusuf said...

Jadi manggilnya 'Han'? Atau 'Oy'? ;-D

Thanks for dropping by..

Dee Lestari said...

Many thanks for such a lovely poem, Jenny. Such brilliance and depth I found. It really means a lot to me, and also to us. Sekali lagi, terima kasih.

Dan pesan kedua... yang nggak usah saya jelaskan latar belakangnya apa dan gimana... tapi saya yakin kamu mengerti: WAKAKAKAKAKAKAKKKK!!!

Ironisme itu memang terkadang lucu sekali :D

~ D ~

Jenny Jusuf said...

Sama-sama, Mbak. Surprised sayah, padahal udah sengaja ga dikasih nama dan disamar-samarin. ;-D

Tentang ironisme, what can I say *sigh*... eh eh, tapiii, entah kenapa sayah kok agak senang ya dengan ironisme ini? Serius. Yang ada malah senyumsenyum ga bisa berenti dan keingetinget terus (keinget ya, bukan diinget. Agak beda soalnya, hihihi). Aneh tapi nyata.

*BTW.. just in case you're thinking what I'm thinking: let's NOT go there. ;-D*

Anonymous said...

"meski hidup cuma ilusi"

hmmmmm...
jadi bahan baru nih

~Punggung

Poppus said...

Hahahaha, gw baru ngeuh puisi ini buat siapa setelah yang dimaksud kasih komen. Bego ih guweee. Gak bakat jadi wartawan infotainment ya j? hahaha. Btw, gw salut bangeeet sama mereka yang bisa membuat karya yang puitis dan menyentuh, soalnya gw gak bisa bangeeeeet

Jenny Jusuf said...

Vendy: Ayo dipelajari nak.. besok ulangan.

Popi: Kagak, lo mah bakatnya jadi TRAINER spesialisasi MENANGGULANGI wartawan inpotenmen, myahahah.

BTW, entri lo yang terbaru jadi memicu gue untuk melakukan perjalanan tour de angkot keliling Jakarta euy. ;-D

Poppus said...

hahahahaha, iye book, nanti gw bikin pelatihan-pelatihan singkat yaaa. Bagaimana kabar anda semuaa? LUARRR BIASSSAAA!!!!


ayo J! kapan-kapan kita keliling jakarta yu! yu! ajak si amingwati

Anonymous said...

ooohhh puisi ini di peruntukkan untuk seseorang, well,,meskipun saya ga ngerti ini untuk siapa dan "kayaknya ada unsur2 infotaimentttt,,,???"...tapi cukup menyentuh,,,

eh, Jenny, nampaknya akhir2 ini, dirimu sedang "soulmate" bangett ya ama yang DIATAS...

Jenny Jusuf said...

Popi: Gue janjian ama Amingwati susah bener nemu tanggalnya. Ayuuuk aja kalo bisa mah ;-D

*Ming, Ming, lagi diomongin nih. Sini ateuuh*

Maya: :-))

Anonymous said...

ehuheuhaihuehuehu aduh aku diomongin kanankiri, jadi salting, salting. hihi.

popi yg mau ke jakarta kan ya, J? baiklah kita tunggu saja dia :D

Anonymous said...

Tampaknya begitchu. Ataw.. kita jemput saja dia ke Bdg? Heuheuheuheu.. ga praktis amat yaa ;-D

BTW, BTW, saran kalian waktu kita ceting itu sudah kupraktekkan. Edan siah, ihihihi.

raetaesapy said...

suka bisikannya :)