Thursday, August 7, 2008

Janggal

Ada sesuatu yang janggal saat aku melihatmu malam ini. Bukan sesuatu yang tak menyenangkan, hanya sedikit janggal yang memercikkan berbagai rasa di hatiku.

Janggal itu singgah ketika aku melihat ke dalam matamu dan menemukan nyaman di sana, padahal kita baru dua kali bertemu. Dan pertemuan pertama kita, dimana aku menjumpaimu dengan wajah kusut, bau matahari dan rambut berminyak adalah sesuatu yang tak bisa kubanggakan.

Janggal itu muncul ketika aku mendengarmu bicara dan menemukan kehangatan yang telah lama kucari. Hangat yang kurindukan walau aku tak pernah kehilangan selimut rajut merah muda yang selalu menemaniku tiap malam. Mungkin bukan tubuhku yang mendamba hangat itu. Mungkin jiwaku.

Janggal itu terasa ketika mendengarmu tertawa dan menyimak perkataanmu, seolah aku bisa ikut menyelami setiap kata yang kau ucapkan dan menghayati setiap gelak yang meluncur dari mulutmu. Barangkali di situlah aku menyadari, telah lama aku membutuhkannya.

Janggal itu hadir ketika aku mendapati diriku bisa ikut tergelak bersamamu. Melontarkan apa yang tak mampu terverbalkan kepada orang lain, terbahak geli tanpa beban, mencabut sumbat-sumbat hati yang telah lama menyumpal jiwa.

Malam ini, jiwaku bersuara lagi ketika mendengar kata-katamu.

Malam ini, jiwaku tersenyum menyibak tawamu yang bening.

Malam ini, jiwaku menyambut separuh diriku, ketika kita bersua sekaligus berjalan sendiri-sendiri dalam hening.

Malam ini, kutemukan lagi secercah nyaman dan hangat yang didamba hati dan ragaku, ketika kusadar aku tak perlu menjadi orang lain untuk bisa bersamamu.

Terima kasih.



*Hei, kalian. Iya, kalian berdua, thanks for being an inspiration. ;-)

1 comment:

Anonymous said...

siapa, J?

*penasaran :p