Tuesday, October 9, 2007

Desperate Housewives Season 3

Baru menamatkan Desperate Housewives Season 3, dan agak kecewa dengan endingnya. Tapi, biar gimana juga, serial ini akan selalu jadi favorit saya dan tidak akan membosankan untuk ditonton berulang-ulang. Kalau Ibu ini menyamakan diri dengan Bree Van de Kamp (eh, sekarang Bree Hodge ya?) yang living the life of Lynette Scavo, maka figur yang paling pas buat saya adalah Susan Mayer (when you meet me in person, you will know why. Hahaha!).


Life sucks and they deal with it.

Itulah yang paling saya suka dari serial ini. Selain plot yang selalu sukses membuat saya mehe-mehe dan sok mikir keras untuk nebak ‘ini pasti nyambungnya ke sini, ntar pasti jadinya kayak gini, de-es-te’ (yang ternyata salah ;-D), saya sangat suka dengan karakter-karakternya yang kuat dan kutipan-kutipan dalam dialog maupun narasi yang nggak pernah ada matinya. Dalem, bok!

Banyak scene dalam season 3 ini yang menjadi favorit saya, di antaranya ketika para housewives ini berusaha melakukan yang terbaik untuk diri mereka dan malah mengakhirinya dengan kesalahan besar -- seperti Susan yang memutuskan untuk kencan dengan pria lain setelah sia-sia menunggui Mike yang koma selama 6 bulan dan mendapati bahwa Mike siuman justru ketika ia pergi berlibur dan Edie Britt telah menggantikan tempatnya saat ia kembali; atau seperti Bree, yang berusaha melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang ia cintai, dan justru mendapati hasil berkebalikan.


Bree: I’m so tired of feeling like the worst mother who ever lived. I’ve tried so hard to set a good example. I’ve done the best to teach you kids right from wrong. Why isn’t it taking?
Andrew: It took. I mean, we know the difference between right and wrong. We just chose wrong.
Bree: Why?
Andrew: Sometimes when you push a kid really hard to go one way, the other way starts to look more entertaining.

Somehow, saya menemukan korelasi antara para desperate housewives ini dengan percakapan saya dan seorang teman, beberapa minggu lalu, ketika lagi-lagi membahas tentang pilihan hidup.

+ “Terus, kalo pilihan yang kita buat ternyata salah, gimana? Shouldn’t we regret it?”
- “Ngapain nyesel? Berguna? Nggak kali. Hidup itu untuk jalan maju terus, keputusan adalah awalnya. Kalo gak seneng sama apa yang dijalanin, ya bikin keputusan lain aja. Ganti arah.”

Entah korelasi beneran atau saya aja yang nyambung-nyambungin, tapi kok ya sepertinya tidak ada yang lebih tepat untuk merefleksikan kalimat nyebelin-tapi-bener teman saya itu, selain dialog Lynette dengan Caroline Bigsby saat ia disandera di supermarket.

Lynette: What is the matter with you?
Caroline: Have you not been paying attention? My husband cheated on me!
Lynette: Who cares? We all have pain, but we deal with it! We swallow it and get going with our lives! What we don’t do is go around shooting strangers!

Okay, ini nggak penting, tapi saya sampai memutar episode yang sama 3 kali cuma untuk nonton scene ini, bow. :-)

Moral of the story?
1. ‘Desperate Housewives’ ROCKS.
2. Do your best. When life sucks, hang on. Deal with it, swallow it and get going. :-)

*Eh, eh, gue udah punya Fesbuk! YAY! :-D*

Gambar diambil dari http://www.starpulse.com/

8 comments:

JengMayNot said...

Hehehe.. Desperate Housewives really rockz! Karakternya dibuat dengan sangat baik, sampai2 bisa dibuat psychological profile-nya ;)

BTW, I've guessed that you'll identify yourself with Susan Meyer. Cuma.. sayangnya.. sebenernya tokoh Susan ini yang paling gw sebelin dalam DH.. hehehe..

Dodol Surodol said...

Kok sebel sih, Jeng? Susan itu bukannya yang paling cakep? *abis nge-Wiki buat ngeliat Susan itu yang mana*

Jenny Jusuf said...

ibunyaima:
Susan lucu lagiii, clumsy-nya gue banget. Hahahahah. Mmm, lemme guess... sebelnya karena dia kurang bagus sebagai single parent ya? BTW, mau dong psychological profile-nya, kalo beneran dibikin :)

dodol:
Soalnya elu cuman nge-wiki Dol, kagak nonton ;P

Dodol Surodol said...

Nggak deh, entar profil gua di Facebook isinya "Addicted to" semua. Gua tetap setia ama Heroes en South Park sahaja sementara ini.

Awesome You Lord! said...

YEs, Embrace it...swallow it......thanks JJ, ur writings in GF is so cool

Anonymous said...

Thanks a lot for reading my small piece... it's so good to hear from readers ;)

JengMayNot said...

"Mmm, lemme guess... sebelnya karena dia kurang bagus sebagai single parent ya"

Enggak. Sebelnya karena dia terlalu menye2 dengan cinta :p Gw gak suka cewek menye2.. HAHAHAHA.. Makanya my fave is Lynette, biarpun sedikit banyak gw agak mirip Bree ;)

Anonymous said...

Lynette keren. Ga kebayang kerja sambil ngurus 3 anak cowo plus 1 balita tanpa bantuan nanny :) Mana ketambahan anak bawaan suami pula!