Umur yang mendekati (atau sudah melewati) seperempat abad memang bukan alasan seseorang bisa disebut DEWASA. Bukti yang tak terbantahkan untuk kasus ini ditemukan minggu lalu, dalam konversasi-konversasi tolol di sebuah restoran.
Waktu bebek panggang disajikan (dengan kepala bebek utuh):
+ Ih bebeknya ngeliatin gue! (mengambil daun selada untuk …menutup mata si bebek)
- Ngapain sih lo?
+ Abisnya gue gak enak makan diliatin!
;-D
+ Mbak, ini menu terakhir, ya?
Pramusaji: Iya, abis ini buah.
- Yah, gue masih laper nih (berpandang-pandangan dengan kecewa).
+ Ah tenang aja. Bentar lagi kan tiup lilin, trus potong kue.
;-D
Waktu melihat kondisi meja yang naas dengan piring kosong berserakan -- melukiskan rasa lapar yang teramat sangat:
+ Kenapa kita makannya ganas-ganas bener ya?
- He eh. Makanan udah abis masih laper aja. Padahal dulu kita kalo ke sini, baru beberapa menu aja udah kenyang ya.
+ Mungkin itu.. pertanda kita mulai tuir?
- Hah?
+ Iya. Dulu kan kita masih kecil. Makannya dikit…
;-D
Datanglah sepupu dari meja seberang, membawa sepiring udang:
+ Nih, buat kalian.
- Wuaaaa, ASIIIK! (lupa diri, lupa umur, lupa sikon)
+ Tapi burung daranya gue ambil ya. (sambil mengangkut beberapa potong daging burung)
- Yah… (jadi agak menyesal)
Hehehe.
*Just in case ada salah satu 'anggota pembuat kerusuhan' yang baca entri ini: I had great time, guys! ;-D
5 Destinasi Wisata Otentik Bali
2 months ago
4 comments:
hahahahaha...
jadi pengen terlibat juga...
Jenny, ingat aku? ;-) Aku link blog kamu ke blog-ku ya. Thanks a lot
@ Doohan: ;-D
@ Rina: Inget dong ;-) Silakan aja kalau mau di-link, Rin.
Thanks ya Jen. Kalau sempat, mampir ke blog-ku ya :-)
Post a Comment