Tuesday, July 14, 2009

Terbang Tinggi

Aku punya segudang impian untuk kau jalani
Doa yang kupanjatkan dalam sunyi tanpa pernah kau dengar
Saat membelai dan merengkuhmu
Yang lelap sambil memeluk boneka kesayangan

Waktu berlari tanpa kita sadari
Tangan mungil yang menggenggam jariku erat
Telah berubah menjadi lengan kuat
Yang memelukku untuk menyampaikan perpisahan

Kau yang dulu terlalu takut kutinggal sendirian
Kini mengepak sendiri pakaian dalam tas besar
Kau yang dulu menangis melihatku pergi
Kini mengusap airmataku sambil berjanji pasti kembali


Terbanglah tinggi, Nak
Gapai semua mimpimu
Aku di sini, menunggu
Kapan pun kau ingin pulang

Saat engkau kembali kelak
Akan tersedia cokelat panas kesukaanmu
Dan telinga yang takkan lelah mendengar
Segala suka dan keluh yang menempati hatimu

Tuangkan seluruhnya, biar kutampung pedih dan tangismu
Ceritakan semuanya, agar aku dapat tertawa bersamamu
Karena engkau, Nak,
Segalanya bagiku

Terbanglah tinggi
Raih semua cita
Jangan bimbang dan gentar
Karena aku di sini, mengiringimu dengan doa

Aku punya berjuta mimpi untuk kau jalani
Asa yang kubisikkan ke telingamu
Sambil memandangimu lelap dalam buaian
Dalam malam-malam senyap saat yang ada cuma kita berdua

Impianku tersimpan rapi
Anganku tak jua padam
Dan harap itu masih terpelihara bagimu
Namun kini, aku terlalu mencintaimu untuk tak melepasmu

-----

*Dipersembahkan untuk seorang wanita yang rela melepas semua impiannya agar saya bisa menjalani impian saya. Hari ini, genap lima tahun sudah perpisahan itu. Saya sayang Mama.

**Terinspirasi oleh ‘Fly Away’ (Corrinne May), dan pernyataan dari seseorang: “Anak adalah pusaka yang harus dijaga karena merekalah yang akan meneruskan membawa tongkat estafet kita.” Saya sangat beruntung memiliki seorang Ibu yang tidak mengharuskan saya membawa tongkat estafetnya. :-)

***Gambar, seperti biasa, dipinjam dari gettyimages.com

6 comments:

Kabasaran Soultan said...

Wow ...dahsyatnya ..ungkapan kasih dan kagum sang anak pada ibundanya.

Nia Janiar said...

Saya sudah berkali" menulis hubungan anak-ibu karena hanya beliau yang saya punya dan saya tidak pernah jemu.

nice :)

ezra said...

wah.. seri orangtua terkeren sejagat ya. stelah ayah terkeren, skarang ibu terkeren. hehe..
you're so damn lucky, j..

verifikasi : leducc
judul lagu alm. benyamin s..
kompor leducc..
ahahaha...

Poppus said...

j, kangen chat sama lu

Jenny Jusuf said...

ezra: iya, mau gue bikin kayak seri kumbang-nya enid blyton ;-P

popi: ayuuuuk ateuh chat lagi. janjian aja :-)

CJ said...

Mbak Jenny.. salam kenal
Saya suka banget puisi ini, sampe terinspirasi buat puisi kayak gini versi saya..
Mudah-mudahan Mbak Jenny gak keberatan.
Kalo keberatan, please just let me know..
I'll delete it =)