Percakapan (tidak) bermutu siang ini, dengan seseorang jelas ya, bukan hewan pemamah pisang, ketika membahas sebuah kasus dilematis yang meresahkan jiwa-raga:
+ “Gimana yah… gue bingung. Kata orang pinter gue harus begitu, gak bisa nggak.”
- “Yah bow, itu
+ “Tapi ini tentang masa depan euy.”
- “Justru itu. Kalo udah nyangkut masa depan, gue mah mending dengerin rasio, pake logika, berdoa sama Tuhan, daripada dengerin orang pinter.”
+ “Yah… kalo gitu bilang Tuhan lo deh biar nolongin gue.”
- “Ih, sembarangan.”
+ “Abis gue capek kayak gini mulu!”
- “Seriously neng, elo dikit-dikit ke orang pinter, apa-apa orang pinter, tapi dari dulu juga nggak terlalu nolong,
+ “Yah… iya sih.”
- “Nah.”
+ “…sebenernya gue juga gak terlalu gimana-gimana sih, sama orang pinter…”
- “Nah.. prioritasin aja apa yang ada di depan elo, kerjain apa yang lo bisa kerjain. Omongan orang pinter mah urusan belakangan.”
+ “... yang gue tau, orang pinter minum Tolak Angin.”
- “…..”
No comments:
Post a Comment