Friday, January 23, 2009

Utuh

Melihat dan menjumpaimu begitu sering terkadang membuat lupa
Bahwa sesuatu yang patut kusyukuri telah hadir di depan mata
Nyata, teraih, ada.

Kendati mata tak lepas dari keindahanmu
Mendung yang bergayut di pelupuk terkadang membuat lupa
Bahwa logika memang tak mampu menjelaskan rasa.

Sekalipun menggapaimu semudah menjangkau ujung baju
Penat hati terkadang membuat lupa
Bahwa terbiasa mestinya tak membuat jadi terlena.

Membencimu sebesar menyayangimu
Mengutukmu sebesar membanggakanmu
Iri padamu sebesar mengagumimu
Ingin jauh darimu sebesar rindu ada di dekatmu

Muak kuberjuang mencari tahu
Lupa bahwa jawaban tak seharusnya kutemukan di luar
Karena diri ini menyimpan segala rahasia semesta
Dan semesta selalu punya cara.

Kemarin kau memintaku menyebutkan
Apa saja yang kusyukuri selama hidup di dunia
Tahukah kau, kalimatku tertinggal satu:

Terima kasih untuk bersabar sampai aku sadar
Bahwa kau memang bukan dia yang dulu kucinta.

Dan kini, melihatmu sebagaimana adanya
Mendapatimu tanpa terselubung beragam rupa
Dirimu yang utuh, dan bukan yang lain
Sungguh... syukur itu layak ada.

-----